[ Mengenal Ajian Lembu Sekilan ]~Luput Bebaya Tak Mempan Meriyam~
Sebelum membahas rapalan dan tirakat Ajian Ilmu 'Lembu Sekilan', alangkah baiknya mengetahui apa saja faktor yang membuatnya berhasil. Di antaranya mengendalikan nafsu dan mendekatkan diri pada Tuhan dan menjauhi pantangan-pantangannya. Nenek moyang kita pada zaman dulu gemar lelaku dan selalu berhasil. Keberhasilan itu tak lepas dari pendekatan diri kepada Tuhan untuk mengusir perasaan yang berkecamuk dalam pikiran. Seperti adanya rasa takut, ragu-ragu dan bayangan godaan-godaan yang bakal dihadapi.
Nenek moyang selalu meminta perlindungan pada Tuhan agar dapat bertahan hingga waktu tapa brata berakhir. Mereka mendapat banyak godaan, tapi mampu dihadapinya dengan pertahanan diri. Godaan itu bukan saja berupa bayangan pikiran, suara-suara dan sebagainya, tetapi mereka harus mempertahankan diri dari godaan iblis perempuan yang mendekatinya. Caranya berkonsentrasi pada satu titik hakiki, sehingga segala macam godaan itu tak dapat menggugurkannya dan lenyap dengan sendirinya. Hasilnya, hati batin dapat
menerima bisikan gaib dari Tuhan.
Faktor keberhasilan lainnya adalah nafsu. Nafsu merupakan salah satu kendala yang menghambat manjingnya ilmu kedigdayaan dengan jiwa. Nafsu yang terdapat pada setiap orang pada dasarnya mengatur gerak badaniah, sehingga harus ditundukkannya agar bisa menjadi orang yang waskita. Orang waskita memandang nafsu sebagai kekuatan yang dahsyat. Di dalam tubuh kita terhadap empat macam nafsu yang selalu menguasai dan mengatur jiwa. Keempat nafsu itu, Mutmainah, Aluwamah, Supiyah dan Amarah. Keempatnya tidak sama
peranannya.
Nafsu Mutmainah adalah nafsu yang mengendalikan diri pada kebaikan. Ia bersarang di dalam hati paling dalam. Semua tindakan yang mengarah pada kebaikan atas perintahnya. Jika timbul niatan buruk, secepatnya nafsu ini mencegah, sehingga terjadi perang batin.
Nafsu Aluwamah adalah nafsu yang mengendalikan lidah. Nafsu ini biasa disebut nafsu pengecap {perasa}. Jika tidak dikendalikan, maka membuat seseorang rakus terhadap semua makanan, mementingkan isi perut.
Nafsu Supiyah adalah nafsu yang mengendalikan perasaan. Berubah-ubahnya pikiran dikendalikan oleh nafsu ini. Kalau seseorang tidak mampu mencegahnya, maka tidak akan punya pegangan yang tetap.
Nafsu Amarah, nafsu yang mengendalikan emosi. Nafsu ini dilambangkan dengan api, sehingga orang yang dikuasai oleh nafsu ini tidak mampu menempatkan diri dalam masyarakat, karena mudah marah. Kecuali nafsu Mutmainah, ketiga nafsu itu kurang terpuji. Karenanya, seseorang sebelum menjalani lelaku terlebih dulu harus menguasai ketiganya.
<< Asmaul Husna >>
Ajian Lembu Sekilan, sebenarnya banyak ragam dan macamnya. Ada yang keluar dari energi batin, yang ditimbulkan oleh daya Asmaul Husna, ada pula yang dari laku Kejawen. Yang berasal dari daya Asmaul Husna, tentunya pembangkitannya dengan jalan berpuasa dan berzikir. Zikir energi batin ini, yang dibaca diantaranya:
Ya Maliyu {Yang Maha Memenuhi}, Ya Qowiyyu {Yang Maha Kuat}, Ya Matiin {Yang Maha Perkasa}, dan Ya Allah {tidak lain adalah Allah}.
Biasanya, zikir ini disertai dengan gerakan-gerakan jurus. Jika dilakukan dengan tekun dan penuh keyakinan, maka dalam diri seseorang akan muncul kekuatan gaib, seperti ada tabir gaib menyelubungi diri. Gerakannya cepat seperti angin dan selalu muncul getaran perasaan apabila akan ada bahaya. Serangan musuh yang tak terduga, selalu luput atau tidak mengena karena secara otomatis pagar gaib yang menyelubungi lebih cepat munculnya. Tentunya apabila sudah jadi dan tenaga gaib sudah merasuk dalam jiwa.
<< Ajian Jawa >>
Untuk yang berbahasa Jawa, juga banyak macamnya. Laku {pitukonnya} juga berbeda-beda. Setiap guru memiliki rapalan sendiri-sendiri dan saratnya juga lain. Namun, pada intinya adalah sama. Yang jelas, Ilmu Lembu Sekilan ini sangat ampuh menghadapi lawan dalam pertempuran. Siapa saja yang mengamalkan ilmu ini, ia selalu akan terhindar dari berbagai macam senjata, baik api, bom, senjata tajam, bahkan bencana dan kesulitan.
Rapalan ajian yang diturunkan ini merupakan salah satu dari sekian banyak yang ada. Yaitu:
Bismillah, Ingsun amatek ajiku si Lembu Sekilan. Rasulku lunggu, Brahim nginep babahan, Kep-jarekep berukut kanimulan wesi kuning, Wesi mekangkang, Secengkang sakilan, Sadepo, Sakehing brojo ora nedasi, Bedil pepet mriyem buntu tan tumomoh, Saka kersaning Allah.
Inilah ajian yang harus dirapal apabila menghadapi bebaya. Dulu, ajian ini dimiliki banyak orang untuk melindungi diri. Para pendekar bukan hanya cekatan dan tangkas memainkan jurus silat, tetapi juga memiliki ilmu semacam ini.